Posted in Qur'an

Memahami Keagungan Lafal Al-Qur’an

10 Amalan Hati untuk Hafalan Al-Qur’an, Bagian #1

Memahami Keagungan Lafal Al-Qur’an

Bersama Ustadz Deden M. Makhyaruddin M.A.

Baiknya amalan kita, menjadi wasilah terangkatnya kita menjadi Ahlul Qur’an. Dan apa yang dilakukan oleh hati kita, porsinya lebih besar dari yang lain. Hati saat menghafal, membaca, muraja’ah, lebih besar dari pada yang dilakukan oleh tubuh kita. Oleh mata, telinga, tubuh kita lainnya.

Keagungan 👉🏻 Besarnya karunia, kelembutan, nikmat Allah di balik Al-Qur’an.

Lafal itu apa : kata-kata, huruf-huruf. 

Jadi, keagungan Al-Qur’an dimulai dari level huruf. 

Alif lam mim itu bukan 1 huruf. Setiap huruf itu keagungan, kelembutan dr Allah untuk kita.

QS. Al Hasyr (59): 21,

لَوْ اَنْزَلْنَا هٰذَا الْقُرْاٰنَ عَلٰى جَبَلٍ لَّرَاَيْتَهٗ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللّٰهِۗ وَتِلْكَ الْاَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ

Terjemahan: “Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaanp-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berfikir.”

Gunung pun lemah, tak mampu memikul keagungan Al-Qur’an, walau 1 huruf. Tetapi Allah berikan Al-Qur’an itu bisa dilafalkan oleh lidah kita yang tidak ada apa-apanya dibandingkan gunung. Manusia yang tubuhnya kecil, otaknya yang kecil, bisa menjadi tempat lafal-lafal Qur’an terucap &  tersimpan. Ini kelembutan & kenikmatan dari Allah.

Setiap huruf lebih besar dari gunung. Bumi tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan 1 huruf Al-Qur’an. Jika kita mengetahui kita tidak akan mengecilkan satu ayat/huruf pun dari Al-Qur’an. Tidak hanya dalam menghafal. Tapi di saat Allah mampukan mata ini untuk membacanya, maka ini adalah sebuah nikmat yang besar.

Ibarat matahari, cahaya yang dibutuhkan tidak sepenuhnya cahaya matahari yang begitu besar. Karena mata ini tidak akan mampu melihat seutuhnya. Pasti membutakan. Coba sekiranya cahaya matahari sepenuhnya Allah berikan, maka kita tidak akan mampu. Jika Allah dekatkan dengan matahari, kita juga tidak akan mampu.

Al-Qur’an, yang keagungan matahari tidak ada bandingan dengannya. Kalau jasad ini tidak mampu menerima energi matahari. Tapi kita sepenuhnya bisa bertemu dengan energi Al-Qur’an. Allah membuat Al-Qur’an sesuai dengan tubuh manusia, mudah di lisan kita. Hanya untuk manusia.

Ketika hati selalu hadir, dan tidak pernah sedikitpun memandang salah terhadap keagungan lafal-lafal itu, maka sedikit atau banyaknya yang Allah berikan kepada kita dari ayat-ayatnya, maka yang sedikit itu akan banyak. 1 hari 1 bait, itu kecil. Tapi jika itu Al-Qur’an, maka yang kita dapatkan adalah sesuatu yang besar. Kita mati dalam keadaan alif lam mim di hati kita, itu adalah sesuatu yang besar.

Lidah mungkin ada batasan membaca. Ada istirahatnya dari membaca Al-Qur’an. Begitu juga mata. Ada berhentinya. Tetapi hati mengagungkan & memahami lafalnya tidak boleh berhenti. Hati yang tidak pernah berhenti, maka diberikan berapa ayat pun itu pasti kita akan bahagia. Jangankan ayatnya, serpihan cahayanya saja itu sudah bahagia luar biasa.

Bandung, 21 Agustus 2021

Disimak melalui Zoom.

Aksi:

Mengajak diri & anak-anak, bersyukur setiap hari atas hafalan yang Allah mudahkan dan Allah izinkan.  1 huruf/ayat itu adalah sesuatu yang besar!!! 

Posted in Qur'an

Hakikat Muroja’ah & Pentingnya Sebuah Perencanaan

Bismillahirrahmanirrahim….

Sabtu, 7 Agustus 2021/ 28 Dzulhijjah 1442H

Bersama Ustadzah Alifianty Iqrominissa.

Mengapa Menghafal & Menjaga Hafalan (Muroja’ah) Terasa Berat?

1️⃣ Belum memiliki tujuan & motivasi yg benar dlm menghafal & muroja’ah Al-Qur’an

2️⃣ Belum merencanakan & mentrack kegiatan menghafal & murojaah Qur’an.

Remember….

Mengapa Allah Menciptakan Kita?

1️⃣ Agar kita menghamba/menyembah kepada-Nya (QS. adz- Dzariyaat: 56)

2️⃣ Agar kita melakukan perbaikan di dunia (khalifah fil Ardh). (QS. Al-Baqarah: 30).

Kita adalah agen-agen Allah di bumi.

⬇️⬇️⬇️

Untuk itu Allah menurunkan:

💛 Al-Qur’an

💛 Risalah 👉🏻 Rasulullah

Ketika teman-teman melihat Al-Qur’an, Teman2 mendefinisikan Al-Qur’an itu sebagai apa?

Apakah Quran hanya sebatas buku yang kita baca sehari-hari seperti halnya buku lainnya?

Fungsi Al-Qur’an:

1. Al-Huda; petunjuk

Bukan sekedar buku yang dibaca, tapi bisa menjadi petunjuk/pedoman 

2. Syifa; Obat

Bukan hanya bersifat fisik, tapi juga sebagai obat bagi hati kita.

3. Al Furqon; pembeda

Qs. Al Furqon ayat 1, pembeda antara hak dg yg bathil

4. Adz Dzikr

QS. Al Hijr. Ketika teman-teman menghafal itu adalah bentuk penjagaan terhadap Al-Quran.

Kata inna, kami bukan aku, hikmahnya adalah dalam menjaga Al-Qur’an ada peran penghafal Al-Quran juga. Allah mengizinkan teman-teman untuk ikut menjaga. Maka bersyukurlah karena Allah telah memilih hati-hati kita untuk menjadi wadah dari ayat Quran.

Interaksi dengan Al-Quran

1. Tilawah

Membaca.

2. Tahfizh

Menghafal, memasukkan ayat-ayat Al Quran k dalam hati hati-hati kita.

3. Murojaah

Menjaga hafalan.

Tujuan utamanya adalah tadabbur 👉🏻 mendapatkan hikmah, pelajaran, dan hidayah (petunjuk) untuk keselamatan hidup di dunia & di akhirat. Patut diperjuangkan utk kenikmatan  yang abadi & hakiki di akhirat nanti.

Perbedaan Tilawah & Tahfizh/Muroja’ah.

Tilawah hanya pada saat itu saja, sementara Tahfidz & Muroja’ah membuat ayat-ayat terinstall & masuk ke dalam hati kita. Jika kita tidak hafal, kita akan ketergantungan dengan Al-Quran. Sementara tahfidz & murojaah meski Al quran tidak sedang bersama kita, tapi kita dapat mengingatnya & menjadikannya pedoman dimana pun kita berada.

Kenapa Sih Kita Harus Muroja’ah?

راجع _ یرا جع

1️⃣ Muroja’ah adalah ladang pahalanya para penghafal al quran.

2️⃣ Menjadi ahlul quran. Istiqomah menjaga hafalannya hingga wafat.

Karena gelar ahlul quran adalah bagi mereka yg istiqomah menjaga hafalannya hingga akhir hayat, bukan sekedar menghafal kemudian meninggalkannya begitu saja. Dan murojaah adalah bukti nyata kesungguhan kita untuk menjadi seorang ahlul Quran.

3️⃣ Posisi di surga tergantung berapa banyak ayat yg dihafal.

Kenapa Harus Punya Perencanaan yang Matang?

1️⃣ To be a hamilul quran is a long life project.

Menjadi pengemban Quran adalah proyek kita seumur hidup. 

Kebaikan yg tidak terorganisir akan kalah oleh kejahatan yang terorganisir. Lalu bagaimana dengan kita? 

2️⃣ Balancing our roles in this dunya.

Menyeimbangkan program hafalan & murojaah dengan aktivitas juga peran-peran lain yang sedang kita kerjakan, agar mendapatkan pahala berlipat di akhirat kelak.

Ketika punya perencanaan yg matang, maka kita akan bisa menyeimbangkan diri dengan perencanaan lainnya.

3️⃣ Knowing the milestone towards our main goal.

Mengetahui apa saja yg harus kita lakukan utk mencapai tujuan besar.

⬇️

Mendapatkan hidayah.

⬇️

Saya harus hafal 30 juz & memahami agar bisa saya amalkan

⬇️

Yang harus saya lakukan harus menghafal sekian halaman setiap hari

Ex: 1 juz 20 halaman, jika ingin hafal 1 juz selama 20 hari, maka 1 hari harus hafal 1 halaman.

4️⃣ Best way to track &, Evaluate our progress.

Sarana terbaik utk memonitor serta mengevaluasi progres hafalan & murojaah. Seperti murojaah planner.

5️⃣ What keeps us stay on track.

Yang membantu kita untuk senantiasa istiqomah. Seperti ikut program tahfidz/muroja’ah.

Senantiasa meluruskan niat

⬇️

Mengetahui tujuan

⬇️

Memiliki perencanaan yang matang & terukur

( Ada yang kelewat 🙏🏼)

Q n A:

Ketika ingin melancarkan hafalan/memutqinkan. Coba klasifikasikan hafalan kita menjadi 3:

Zona putih 👉🏻 hafalan lancar tanpa melihat Al Qur’an

Zona abu-abu 👉🏻 hafalan yang samar, hafal tapi kadang ada lupanya

Zona hitam 👉🏻 hafalan lebih banyak lupanya daripada ingatnya, ini masuk ke metode hafalan baru.

Putihkan hafalan yang abu-abu dahulu, sehingga menjadi hafalan putih. Baru kemudian yang hitam kita putihkan.

Muroja’ah ada 2:

1. Murojaah wirid 👉🏻 agar hafalan terbaca. Murojaah yg selalu berurutan. Boleh melihat Al-Qur’an.

2. Murojaah Mutqin 👉🏻 untuk memutqinkan. Difokuskan untuk yang benar-benar hilang. Sehari 1 halaman sehingga 1 bulan itu benar-benar mutqin. Diukur kemampuan masing-masing. Jika terasa berat, stop dulu ziyadahnya. 

Tips Bangkit dari Futur:

Iman kadang naik kadang turun. Karena memang tabiat iman begitu. Futur itu manusiawi karena para sahabat pun mengalami. 

1️⃣Inget tujuan hidup.

Saya selalu membayangkan surga sebelum menghafal

2️⃣ Berdoa.

Hati kita berada dalam genggaman Allah, maka Allah yang Maha Membolak balikkan hati. Allah yang memilih kita, maka minta pertolongan pada Allah. Rendahkan diri serendah2nya, ketahui bahwa kita ga punya kemampuan/kekuatan.

3️⃣ Iman naik dengan ketaatan, turun dengan kemaksiatan.

Berusaha melakukan ketaatan..

Kalau lagi malas, coba dengar murotal. 

Cara mendobrak diri untuk bisa menulis MP di tengah badai medsos, sehingga akhirnya terlupakan?

 “Tidaklah sempurna iman kalian, hingga kalian meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat untuk kalian.”

Kenapa? Karena ketika kita melihat hal-hal yang tidak bermanfaat, bukan urusan kita, bukan fokus kita, akan membuat iman kita berkurang & akhirnya lalai.

Tips 👉🏻 untuk mengejar dosa saja direncakanan. Sementara kita yg mengejar surga harusnya lebih direncanakan lagi. Coba perlahan-lahan tinggalkan mengurusi urusan orang lain di medsos. cari waktu-waktu fokus untuk Al-Qur’an. Jam-jam dimana belum melihat hp & jangan sampe terganggu oleh hp.

Posted in Qur'an

Pengalaman Belajar Privat Class Fashahatul Lisan Indonesia Al-Qur’an Center (IAC)

Sadar banget kalau saya butuh perbaikan dalam membaca Al-Qur’an, pas ada bundahers yang ngeshare poster Fashahatul Lisan di grup ibu-ibu sekolah, langsung bikin saya pengen ikutan kelasnya. Dulu tahun 2015 pernah ikut kelas tahsin tapi nggak sampai tuntas, jadi ya bacaannya masih gitu-gitu aja. After ikut kelas FL ini, langsung nyeletuk dalam hati, “Panteees Al-Qur’an kemaren-kemaren belum jadi syifa, lha hurufnya aja banyak salahnya.. Huruf lho, belum masuk ke tajwid.” 

Awalnya hampir aja nggak jadi ikut kelas ini, karena jadwal belajarnya bentrok dengan kajian suami di sekolah. Saya nggak bisa konsen belajar kalau bawa A3 (saat itu berusia 3 tahun), maklum A3 lagi aktif-aktifnya. Suami pun begitu. Sempet tuh mundur. Sedih? Ya iya. Tapi akhirnya ridha sambil usaha do’a, “Ya Allah, hamba butuh banget kelas itu..” Kali-kali aja rejeki.

Beberapa hari setelahnya teman saya mengabari kalau hari belajarnya pindah. Yang awalnya Selasa jadi Senin, karena pengajarnya bisanya Senin. Maasyaa Allah Alhamdulillah benar-benar rejeki… bersyukur luar biasa. Cuss saya daftar kelasnya.

Soal pengajar juga ada ceritanya. Berhubung kami ibu-ibu dan ada yang berniqob, pengennya pengajar dari Ustadzah. Tapi qadarullah, Ustadzahnya berhalangan karena jarak yang cukup jauh. Maklum lokasinya kan di Ngamprah, Cimahi. Beliau lagi hamil dan sempat pendarahan. Sementara Ustadzah yang lain belum ada yang bisa. Akhirnya kami diajari seorang Ustadz.

Alhamdulillahnya beliau nggak keberatan niqobers ikut belajar. Walau memang afdholnya dibuka karena belajar huruf perlu merhatiin gerak rahang & bibir. Yaaa.. never mind laah.. Pengennya juga dibuka kalau sama Ustadzah. Kalau sama Ustadz ya gini aja, ya Teh Rinda ya.. lha saya yang nggak pakai niqob aja risih (baca malu), hihi. Sempat tuh pertengahan pertemuan sampai akhir saya pake masker, karena nggak nyaman. Afwan ya tadz.. muridnya nakal. Biar bebas mau mangap mengaga kayak apapun, wkwkwkwk…

Hari demi hari, day by day pun berlalu. Membaca Al-Qur’an jadi berasa beda feelnya. Jadi apa aja yang udah saya pelajari di kelas Fashahatul Lisan? Mau saya ceritain sekarang? Atau di tulisan berikutnya? Krik.. krik.. perasaan yang di atas unfaedah semua ya. Jadi menyesalkah anda membaca tulisan ini? *Keluar tanduk. Tenang.. tenang.. Kita masuk sesi penyeriusan diri, saatnya berubah, wuuusszz..

Hari pertama kami diberi penjelasan tentang huruf. Oh iya, Ustadz yang mengajari kami adalah Ustadz Ammar Mushawwir Al-Hafizh. Untuk mengetahui perjalanan beliau membersamai Al-Qur’an bisa di baca di postingan saya sebelum ini..

BACA JUGA PERJALANAN USTADZ AMMAR MUSHAWWIR DALAM MEMBERSAMAI AL-QUR’AN

“Huruf itu adalah elemen penting, fondasi awal, ujung sesuatu.” Jelas Ustadz Ammar.

Panjang kan urusannya, dari salah di pengucapan huruf bisa kena getah semuanya. Tugas kita adalah menjaga huruf-huruf Al-Qur’an ketika membacanya. Huruf adalah suara yang disandarkan dari makhroj. Makhroj itu tempat keluar.

Jadi inget jaman jahil.. dulu waktu anak pertama & kedua masih baby, kan kalau nangis kejer suka panik. Bacain ayat Qursi.. Tri Kul.. nggak mempan.. terus disaranin para senior buat kasih bawang putih di dahi baby, di taruh deket bayi bahkan dikasih peniti ditempel di baju. Dengan ragu-ragu akhirnya saya kerjain. Hallo buibu, syirik bu syirik.. bukan masalah setan takut sama bawang putihnya, tapi bacaan Qur’annya yang belum benar.. jleb! Masa Qur’an kalah sama bawang putih, hiks. Semoga Allah mengampuni saya….

Terus juga semisal hati masih belum tenang pas baca Qur’an, pas sakit baca Al-Fatihah nggak mendingan, coba cek ricek lagi bacaannya…. Jangan baper jangan sensi. Bahaya luar biasa menanti nih.., ketika kita menyandarkan diri kepada selain-Nya dan meragukan kehebatan-Nya, kira-kira apa jadinya. Na’dzubillahiminzaliik..

Sebenarnya masih banyak lagi yang dibahas di kelas, kayak gimana cara ngebaca huruf-huruf sukun & MaSiTeTi (Makhroj – Sifat – Tebal – Tipis).

Tapi nggak seru ah kalau saya jabarin semua di sini. Biar Ummahaat makin penasaran, terus ikut kelasnya juga, hehe. Lagi pula kelas privat ini berjalan selama sekitar 3 bulan, dengan durasi pertemuan satu kali seminggu. Kalau nggak salah kita tuh belajarnya bulan September atau Oktober 2019 dan beresnya Akhir Desember. Lalu di bulan Januari atau Februari lanjut tadarus buat ngeliat pengamalan dari Fashahatul Lisannya. Di bulan Maret kita mulai stop tadarus offline karena Covid-19 mulai nongkrong di Indonesia. Syukur Alhamdulillah bisa tetap lanjut dengan tadarus online via Voice Call Whats App dan sesekali via Zoom. Beberapa hari yang lalu juga ada Dauroh Muroja’ah Kita (DMK) yang dibimbing langsung oleh Ustadz Ammar. 

Belajar Fashahatul Lisan ini nggak sesulit yang dibayangkan. Alhamdulillah sharing dari senior yang ada di kelas, FL IAC ini lebih mudah karena di sini kita diajari mengucapkan huruf secara natural. Misal nyebut kata gigi, natural aja kan, buka ditarik banget bibirnya sampe belakang. Nah, gimana hasilnya setelah saya belajar FL? 

  • Bacaan lebih berkesan sampai ke hati
  • Feelnya beda dari sebelum belajar
  • Bacaan sholat jadi lebih khusyuk
  • Penyakit hati mudah pergi karena bacaannya udah mulai oke. Obat tazkiyatun nafs kan ya. Ketika bacaan Qur’annya udah bener baru deh berasa efeknya.

Oh iya, hampir aja lupa. Pembina IAC ini adalah Syaikh Khanova Maulana Lc. Al-Hafizh. Beliau lulusan Universitas Al-Azhar Cairo Mesir. Sebelum ikut kelas tahsin, ada baiknya Ummahaat melihat apakah lembaganya memiliki sanad atau nggak. Karena sanad adalah hal yang sangat penting. Apakah sudah bersandar kepada Rasulullah atau belum. Maasyaa Allahnya Syaikh Khanova udah terwarisi:

– 2 Kitab Ijazah dan Sanad Al-Qur’an dengan Qiraat Asyrah Kubra

– 3 Kitab Ijazah dan Sanad Al-Qur’an dengan Level Qiraat Asyrah Sughra

– 9 Kitab Sanad Al-Qur’an khusus dengan riwayat Hafs’ an Ashim deingan thariqah Syatibi (sughra) dan Thayyibah an nasyr (kubra).

Syaikh Khanova juga memiliki sanad A-Qur’an tertinggi di Indonesia, 28 generasi antara beliau dengan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam. Selanjutnya Ummahaat bisa baca profil beliau lebih lanjut di web IAC atau buku-buku karya beliau. Maasyaa Allah…. Usia beliau sama dengan saya, tapi saya punya karya apa ya? T_T 

Untuk informasi pendaftaran dan biaya kelas yang saya ikuti, Ummahaat bisa langsung berselancar ke web IAC. Sedikit gambaran bisa Ummahaat baca di poster berikut ini.

Lebih detail bisa langsung klik link di bawah ini:

Kelas Fashahatul Lisan IAC

 CONTACT PERSON

Klik untuk mengirim pesan via WhatsApp

081210000304 (Call Center IAC)

Semangat menjadi sahabat Qur’an ya Ummaahat Fillah.

Mengutip dari tadabburqur’anid, “Al-Qur’an itu seperti sahabat. Semakin kita sering bersamanya, semakin kita tahu rahasia-rahasianya. Seorang sahabat, tak mungkin membuka rahasianya pada orang yang bertemu beberapa menit kemudian pergi.”

Posted in Qur'an

Perjalanan Ustadz Ammar Mushawwir Dalam Membersamai Al-Qur’an

Bismillah, Ummahaat yang dirahmati Allah…. In syaa Allah ada page terbaru di ummiland. Nama pagenya Guest Post. Berisikan profil atau pengalaman seseorang yang ditulis sendiri (penulis tamu) atau dari hasil wawancara saya dengan sosok tersebut. Sebelumnya ada beberapa tulisan wawancara yang akan saya gabungkan juga dengan page ini. Biar blog ini makin kaya dengan orang-orang shalih dan banyak membawa kebermanfaatan. 

Nah, kali ini saya akan memposting tulisan Ustadz Ammar Mushawwir Al-Hafizh. Beliau pernah menjadi Guru Qur’an saya. Mulai dari Fashohatul Lisan, Tadarus, hingga Muraja’ah. Pengennya sih sampe level Ziyadah, tapi belum berani, hehe. Alhamdulillah Maasyaa Allah, belajar dengan beliau duh asli malu karena masih banyak yang harus saya perbaiki. Next, in syaa Allah saya mau nulis tentang pengalaman saya belajar Fashohatul Lisan (FL), karena manfaatnya besar banget buat saya. Eh maafkan ya, ini bahasa rada formal dikit. Maklum, ada tulisan Ustadz 😀 jadi harus jaga adab, hehe.

Tulisan berikut beliau posting di Grup Dauroh Muroja’ah Kita (DMK) pas penutupan Dauroh…. Kalau inget DMK jadi pengen ngumpet, karena saya banyak bolosnya, “Afwan Ustadz….” Syukron Jazaakumullah khair Ustadz Ammar dan Teh Rinda (Admin DMK) yang udah kasih ijin saya memposting tulisan ini. Semoga semua kebaikan ini dapat dirasakan oleh banyak orang, aamiin. Yuk disimak!

PROFIL NARASUMBER

Nama : Muhammad Ammar Mushawwir

Asal : Makassar

Domisili : jl. Somawinata, Tanimulya, Ngamprah, Kab. Bandung Barat

Akun IG : @ammar_mushawwir

Aktivitas : Belajar Alquran

Bismillah Alhamdulillah washolatu wassalamu ‘ala nabiyyina muhammad

Awal mula menghafal Al-Qur’an, sebetulnya saya lahir dari keluarga sederhana. Mungkin waktu kecil seperti anak-anak pada umumnya… bermain, berpetualang, ngejar layangan, main ke hutan, main ke kali… ya seperti pada umumnya anak-anak. 

Kemudian mulai masuk pondok ketika SMA, mulai menghafal di Malino, Sulawesi. Di sana saya mulai menghafal dan hanya sekedar hafalan saja dan cuma dapat beberapa hafalan saja. Karena memang di sana belum fokus hafalan…

Kemudian saya merantau ke Jogja, lalu di sana dapat teman baru dari Ma’had Ali Al-Madinah. Pondoknya sederhana, program-programnya sederhana. Hanya program umumnya di Indonesia. Program-program menghafal selama 2 tahun. Alhamdulillah selesai setoran tapi belum bisa diperbaiki  dari segi bacaan dan dari segi keistiqomahan. Karena memang di sana selain menghafal kita ditugaskan untuk selalu belajar, selalu berdakwah. Karena di sana memang pondok masyarakat, yang mana kita memang langsung terjun ke masyarakat. Pondok tahfidz yang langsung berkecimpung dengan kegiatan-kegiatan dakwah yang lain.

Setelah dari Jogja saya merasa pengen meng-upgrade diri lagi dari segi keilmuan tentang Al-Qur’an…. Alhamdulillah Allah tunjukkan satu tempat di Bandung… di Indonesian Al Quran Center (IAC) yang langsung diketuai oleh Syaikh khanova Maulana, Lc. Al Hafidz. Di sana saya ikut program KTQ 6 bulan, dan alhamdulillah di sana selesai juga seluruh hafalan. 

Setelah dari situ, banyak yang bisa saya dapatkan. Terlebih yaitu tentang pembelajaran pembacaan Al-Qur’an, tentang gimana periwayatan Al-Qur’an, gimana pembelajaran tajwid & tahsin Al-Qur’an. Alhamdulillah Allah berikan saya kesempatan untuk terus meng-upgrade diri di bidang pembelajaran tahsin atau tajwid.

Setelah menyelesaikan hafalan Qur’an, setiap orang yang menyelesaikannya pasti akan merasakan kebahagiaan dalam dirinya. Bahkan juga dirasakan oleh keluarganya dan saudara-saudaranya. Tapi tahukah kita? Setelah menyelesaikan hafalan Qur’an tersebut, ternyata ada amanah yang besar yang kita pikul… bahkan sampai gunung pun ketika diamanahkan, gunung itu tidak mampu memikulnya. Jadi tentang amanah Al-Qur’an, tentang penjagaan Al-Qur’an…

Kami pun juga… saya dan kita semua… adalah orang biasa yang masih sama-sama berjuang dalam Murajaah Al-Qur’an… Memang dalam muraja’ah pasti ada kendala, ada aja… macam-macam… pasti ada tantangan… bagi seorang penghafal Al-Qur’an. Ketika ada kendala dalam menghafal/murajaah, bukan berarti kita menyesali… bukan berarti kita menyikapi dengan sikap negatif… Bahkan kita harus memandang sebagai tantangan, sebagai sebuah proses… sebagai sebuah pendewasaan ttg Al-Qur’an, tentang hafalan kita… Itulah sunnatullah yang tidak bisa dipisahkan…. Saya terus mengingatkan untuk saya pribadi dan teman-teman yang lain…. 

Dan mohon do’anya untuk kami juga kita smua agar diberikan keistiqomahan dalam murajaah hafalan Al-Qur’an tersebut.

Insyaa Allah hal itu akan terus membakar semangat kita untuk selalu menambah bahkan selalu mengulang ayat Al-Quran.

***

Hm…. Tulisan yang patut direnungi, dihayati, diresapi, dan ditangisi T_T 

Maasyaa Allah…. Ternyata perjalanan Ustadz cukup panjang. Beliau masih muda dan menghabiskan masa mudanya bersama Qur’an. Jadi teringat beberapa tahun silam yang sudah saya sia-siakan. Bahkan sekarang pun masih melalaikan diri. Saya masih jauh dari Al-Qur’an.. Yaa Rabb, jadikan hamba Shohibul Qur’an….

***

Intermezo

Setelah tulisan beliau saya rapikan, kok ya sayang nggak sekalian nanya. Ada 2 pertanyaan yang  saya ajukan melalui Teh Rinda:

Tanya: Afwan Ustadz, untuk mengahafal saya lebih mudah ingat kalau dengar murrotal Qori. Sejauh ini dengar Muzamil.. Tapi efeknya kebawa iramanya. Kadang jadi nggak fokus di makhrojnya, karena kan sesuai yang didengar. Pas dicek di Qur’an hurufnya ternyata belum tepat. Kadang pas udah dibenerin eh lupa lagi. Di sisi lain, kalau ngafalin pakai irama sendiri, lama hafalnya. Baiknya gimana ya Ustadz?

Jawab: Menghafal dengan irama memang ada baiknya. Cuman kalau ternyata menghafal dengan irama itu mengganggu makhroj mengganggu tajwid, maka lebih baik ditinggalkan. Karena yang diutamakan adalah menghafal dengan bacaan yang terbaik. Huruf, tajwid, semuanya terbaca dengan benar. Karena kadang mengikuti irama itu ada orang yang dia mungkin iramanya dapat, cuman dia masih keliru  di sisi huruf atau tajwid, misalnya madnya terlalu panjang atau hurufnya masih belum sempurna. Maka saran saya, menghafal utamakan dengan menggunakan tajwid dan yang baik.

Tanya: Mau Tips menghafal untuk pemula Ustadz.

Jawab: Menghafal untuk pemula yang pertama, usahakan menghafal dari belakang dari juz 30 dari An-Naas sampai ke depan. Kalau misalkan belum bisa banyak-banyak menghafal, 3 atau 5 ayat dulu aja sehari. Intinya menghafal sedikit-sedikit jangan langsung banyak. Utamakan dalam menghafal itu dengan banyak pengulangan. Misalkan 1 ayat diulang sampai 20 kali atau 30 kali. Begitu seterusnya.

***

Habis ini nunjuk diri trus nanya, “Jadi setelah ini bagaimana?”

Bandung, 25 September 2020